IKLAN HARI INI

Thursday, April 19, 2007

KAPUAS HULU SEBUAH KABUPATEN YANG KAYA TETAPI JAUH DARI BERKEMBANG

Beberapa saat yang lalu saya sempat melihat acara Jejak petulang di Trans7 yang meliput salah satu daerah di Kabupaten Kapuas Hulu. Kapuas Hulu merupakan salah satu dari 13 kapupaten yang ada di kalimantan barat, yang terletak di hulu sungai Kapuas dengan ibukota Putusibau Memiliki luas wilayah 29.842 km², dan berpenduduk 186.318 jiwa (2002).Dari acara tersebut saya melihat tidak ada perubahan sama sekali dengan daerah ini. Saya pernah berada di daerah ini cukup lama,pada saat saya berkerja di daerah pertambangan emas rakyat di pedalam Putusibau. Kapuas Hulu merupakan suatu wajah dari daerah-daerah yang ada di Kalimantan ( Wilayah Indonesia ),dimana wilayah ini sangat kaya dengan sumber daya Alamnya mulai dari Emas, Sarang Burung, Ikan Hias Sampai Hasil Hutannya,tapi sangat di sayangkan daerah ini tetap saja jauh perkembangan. Untuk mencapai daerah ini dari kota Pontianak yang merupakan kota Propinsi Kalimantan Barat memerlukan waktu 12 jam perjalanan (kalau jalan musim kering) dan bisa 24 jam perjalanan (kalau musim hujan) ke kota kabupatennya. Kenapa saya bilang begitu, hal ini karena jalan menuju daerah ini sangatlah rusak parah dan ini sudah terjadi belasan tahun dan tidak pernah terperhatikan oleh pemerintah. Pada musin hujan kendaraan roda 4 perlu di tarik untuk berjalan di karenakan jalan yang super rusak dan licin. sebagian jalan bukan lagi berupa aspal tetapi sudah berubah bercapur tanah merah yang merupakan ciri has tanah yang berada di daerah ini. Yang menjadi pemikiran saya bagaiman bisa suatu daerah berkembang apabila transportasinya saja begitu rusak parah. Hal ini juga menyebabkan biaya hidup di daerah -daerah pedalaman cukup mahal.Saya masih ingat begitu besarnya biaya hidup di daerah ini, seharinya saja saya perlu mengerluarkan uang 35.000 untuk biaya makan 1 hari (padahal waktu itu tahun 1998) apalagi kalau saat ini, mungkin lebih dari itu.Hal ini sangat bertolak belakang dengan perkembangan di tanah yang sama tetapi masuk dari wilayah Malaysia di mana suku yang sama tetapi berbeda warga negara, hidup secara bertolak belakang. Kalau di malaysia para suku dayak bisa hidup dengan layak tetapi suku dayak yang ada di daerah indonesia banyak yang hidupnya jauh dari kata layak. Padahal di daerah ini begitu kaya dengan Emasnya, dimana sekitar aliran hulu sungai kapuas banyak sekali penambang emas rakyat. Bahkan di hulu sungai kapuas seperti di daerah Bungan kita bisa mendapatkan emas sudah berbentuk emas ( bukan berbentuk pasir atau debu tetapi sudah berbentuk longkong(emas yang sudah berbentuk )) di dasar sungai. Daerah ini banyak di diami suku dayak Punan Hovongan dan Punan Uheng Kereho. Daerah ketemenggungan Dayak Punan ini dapat dijangkau dengan menggunakan transportasi sungai dari Putussibau dengan biaya sewa speed boat bervariasi dari satu juta sampai tiga juta lima ratus ribu rupiah, Hal ini di karenakan untuk menjangkau daerah ini harus melalui banyak jeram-jeram dengan batu-batu yang besar. Sumber daya alamnya masih melimpah ruah; seperti sarang burung walet dan kekayaan pertambangan lainnya. Akan tetapi karena terlalu jauhnya wilayah ini, banyak dari masyarakat suku ini terisolasi dari dunia luar sehingga tingkat perekonomian serta pendidikan sampai sekarang dalam tingkat yang mengkhawatirkan.
Di setiap kampung-kampung orang Punan anak yang bersekolah hingga menamatkan pendidikan dasar dapat dihitung dangan jari, apalagi yang menamatkan bangku kuliah.
Semoga hal ini bisa menjadi cermin bagi kita bahwa semua, bahwa sebenarnya di negara kita yang begitu luas dan begitu melimpah hasil-hasil bumi dan tambangnya kemakmuran dan kemajuan yang merata masih sangat-sangat jauh.

No comments:

IKLAN HARI INI

Slide.com

Picturetrail

Hosting review!